Senin, 21 Maret 2016

TUGAS SOFTSKILL BAHASA INDONESIA 2 - BERPIKIR DEDUKTIF & BERPIKIR INDUKTIF

·         Paragraf silogisme kategorial

Paragraf ini dikembangkan dengan silogisme kategorial yaitu, silogisme yang premis mayornya berupa kategorial dan menjadi predikat. Sedangkan premis minornya menjadi subjek. 
Contoh:
PU            : Semua siswa SMA Taruna Bangsa mengikuti study tour.
PK            : Budi belajar di SMA Taruna Bangsa.
K  : Budi mengikuti study tour.

Tahun ini semua siswa SMA Taruna Bangsa akan melaksanakan Study Tour. Mereka akan mengunjungi Bali. Kebetulan Budi merupakan murid kelas 3 SMA. Dia belajar di sekolah SMA Taruna Bangsa. Oleh karena itu, Budi akan mengikuti Study tour Pulau Bali.

·         Paragraf Silogisme Hipotetis

Paragraf ini menggunakan pola silogisme kategorial, yaitu silogisme yang premis mayornya berupa argument atau pendapat. 
Contoh :
PU : Saya akan membeli sepeda baru jika punya uang.
PK : Saya memiliki uang banyak.
K : Saya membeli sepeda.

Sudah lama saya memimpikan jika memiliki banyak uang saya pasti akan membeli sepeda keluaran terbaru. Bulan ini saya mendapat bonus dari bos. Oleh karena itu, saya membeli sepeda ini. 

·         Paragraf silogisme alternative

Paragraf ini dikembangkan dengan pola silogisme alternative, yaitu silogisme yang premis umumnya merupakan sebuah pilihan.
Contoh:
PU : Andi bersekolah di SMK atau SMP.
PK : Andi bersekolah di SMK.
K : Andi tidak bersekolah di SMP.

Karena badanya yang besar, orang – orang bingung apakah ando pelajar SMK atau pelajar SMP. Ternyata, Andi belajar di SMK Global. Oleh karena itu, Andi bukanlah pelajar SMP.

·         Paragraf Entimen

Entimen merupakan sebuah silogisme yang dipendekan. Jadi entimen adalah kesimpulan dari silogisme. Namun, sebenarnya, entimen ini bukanah paragraf, akan tetapi lebih terlihat seperti sebuah kalimat kesimpulan. 
Contoh:

PU : Anak yang sholeh selalu rajin beribadah.
PK : Radit adalah anak yang sholeh.
K : Radit rajin beribadah.
Entimen : Radit rajin beribadah, karena ia anak sholeh. 

·         Generalisasi
Contoh :
Negara Indonesia terkenal dengan banyaknya koruptor yang mencuri uang rakyat. Hampir tiap bulan selalu ada kasus korupsi yang menyedot perhatian masyarakat. Selain ditingkat pejabat banyak sekali terjadi tindakan tidak jujur yang dilakukan rakyat Indonesia berupa tindakan kriminal. Maka dapat disimpulkan orang Indonesia tidaklah jujur.

·         Hipotesis dan teori
adalah semacam teori atau kesimpulan yang diterima sementara waktu untuk  menerangkan fakta-fakta tertentu sebagai penuntun dalam meneliti  fakta-fakta lain lebih lanjut. Dan teori adalah azas-azas yang umum dan abstrak yang diterima secara ilmiah dan  sekurang-kurangnya dapat dipercaya untuk menerangkan fenomena-fenomena  yang ada.
Contoh :
My : jika tidak ada uang manusia sangat kesulitan tuk memenuhi kebutuhan hidupnya Mn : Uang tidak ada K : jadi, manusia akan kesulitan tuk memenuhi kebutuhan hidupnya

·         Analogi
adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari dua peristiwa khusus yang  mirip satu sama lain, kemudian menyimpulkan bahwa apa yang berlaku untuk  suatu hal akan berlaku pula untuk hal yang lain.

Contoh :
Para atlet memiliki latihan fisik yang keras guna membentuk otot-otot yang kuat dan lentur. Demikian juga dengan tentara, mereka memerlukan fisik yang kuat untuk melindungi masyarakat. Keduanya juga membutuhkan mental yang teguh untuk bertanding ataupun melawan musuh-musuh di lapangan. Oleh karena itu, untuk menjadi atlet dan tentara harus memiliki fisik dan mental yang kuat.

·         Hubungan Kausal

Berupa sebab sampai kepada kesimpulan yang merupakan akibat atau sebaliknya. Pada umumnya hubungan sebab akibat dapat berlangsungdalam tiga pola, yaitu sebab ke akibat, akibat ke sebab, dan akibat ke akibat. Namun, pola yang umum dipakai adalah sebab ke akibat dan akibat ke sebab. Ada 3 jenis hubungan kausal, yaitu:
Hubungan sebab-akibat.
Yaitu dimulai dengan mengemukakan fakta yang menjadi sebab dan sampai kepada kesimpulan yang menjadi akibat. Pada pola sebab ke akibat sebagai gagasan pokok adalah akibat, sedangkan sebab merupakan gagasan penjelas.

Contoh:
Anak-anak berumur 7 tahun mulai memasuki usia sekolah. Mereka mulai mengembangkan interaksi social dilingkungan tempatnya menimba ilmu. Mereka bergaul dengan teman-teman yang berasal dari latar belakang yang berbeda. Dengan demikian, berbagai karakter anak mulai terlihat karena proses sosialisasi itu.

Hubungan akibat-sebab.
Yaitu dimulai dengan fakta yang menjadi akibat, kemudian dari fakta itu dianalisis untuk mencari sebabnya.

Contoh:
Dalam bergaul anak dapat berprilaku aktif. Sebaliknya, ada pula anak yang masih malu-malu dan selalu dan mengandalkan temannya. Namun, tidak dapat di pungkiri jika ada anak yang selalu mambuat ulah. Hal ini disebabkan oleh interaksi sosial yang dilakukan anak ketika memasuki usia sekolah.

Hubungan sebab-akibat1-akibat2
Yaitu dimulai dari suatu sebab yang dapat menimbulkan serangkaian akibat. Akibat pertama berubah menjadi sebab yang menimbulkan akibat kedua. Demikianlah seterusnya hingga timbul rangkaian beberapa akibat.

Contoh :
Mulai tanggal 2 april 1975 harga berbagai jenis minyak bumi dalam negeri naik. Minyak tanah, premium, solar, diesel, minyak pelumas, dan lain-lainnya dinaikan harganya, karena pemerintah ingin mengurangi subsidinya, dengan harapan supaya ekonomi Indonesia makin wajar. Karena harga bahan baker naik, sudah barang tentu biaya angkutanpun akan naik pula. Jika biaya angkutan naik, harga barang pasti akan ikut naik, karena biaya tambahan untuk transport harus diperhitungkan. Naiknya harga barang akan terasa berat untuk rakyat. Oleh karena itu, kenaikan harga barang dan jasa harus diimbangi dengan usaha menaikan pendapatan rakyat.

·         Induksi dalam Metode Eksposisi

Pengertian : salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang dimana isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat.

Contoh :
Mulai tanggal 2 april 1975 harga berbagai jenis minyak bumi dalam negeri naik. Minyak tanah, premium, solar, diesel, minyak pelumas, dan lain-lainnya dinaikan harganya, karena pemerintah ingin mengurangi subsidinya, dengan harapan supaya ekonomi Indonesia makin wajar. Karena harga bahan baker naik, sudah barang tentu biaya angkutanpun akan naik pula. Jika biaya angkutan naik, harga barang pasti akan ikut naik, karena biaya tambahan untuk transport harus diperhitungkan. Naiknya harga barang akan terasa berat untuk rakyat. Oleh karena itu, kenaikan harga barang dan jasa harus diimbangi dengan usaha menaikan pendapatan rakyat.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar